Sabtu, 01 Desember 2012

PEMBANTU Ku   ituuuuuuu..........
(bangian 2)

Dua hari berlalu
Jum’at siang itu, aku di kantor sedang membaca laporan laporan dari staff, juga menandatangani permohonan purchasing dan mutasi gudang. Blackberry ku berdering. Istriku, batinku. “Halo, papa?” terdengar suara di seberang. “iya ada apa babe?” jawabku. “mama rencana mau balik ke kampung sore nanti, mama tau ini mendadak, barusan di telepon bapak, eyang sakit” cerocosnya. “iya, tapi kan mama tau kalo papa ga isa kemana mana week end ini babe, besok ada stuffing” jawabku. “iya makanya, mama balik sendiri aja sama anak’e, papa di rumah” jelasnya lagi. “terus, mau bawa sendiri? Ato naik travel aja?” tanyaku lebih lanjut. “ga pa, mepet ga sempet pesen ticket, mama sama mas dedy aja, juga lebih save” jawabnya. Dedy sebenarnya adalah driver kami, yang juga sudah kami anggap sebagai saudara, sementara dia jadi driver, aku percayakan juga kepadanya usaha rental mobilku.

“ok” kataku lagi, “si latri di ajak aja, sekalian pulang kampong”. Tentunya hal itu adalah yang paling logis aku sarankan, mengingat libidoku kepada dia yang udah ada di ubun ubun, sedangkan aku sendiri (saat ini) tidak mau kejadian kalau aku sampai tidak bisa menahan diri ngentotin dia. “udah mama ajak, dia gak mau, katanya bulan kemarin sudah pulang kampong, dia mau ngumpulin dulu uange, katanya kalau di bawa pulang kampong pasti abis, anak itu memang agak boros” jawab istriku. Deg! Semerta merta jantungku seperti berpacu…Well? Semoga aku di beri kekuatan, batinku.

“yawdah, mama ati ati, sampein salamku ke eyang dan bapak ibu, I’m gonna miss you babe” kataku lagi. “I’ll gonna miss u too, luv u pa” jawab istriku. “luv u too, take care ya hunny”. “ok, see u”. clik. Telepon terputus. Aku terbengong. Ini artinya aku bakalan dua hari dua malem di rumah berdua bersama latri, si pendiem imut yang ternyata nakal banget itu. Seketika konsentrasi kerjaku buyar berantakan.

---

Sore itu telah selepas mahrib, ketika aku memasuki garasiku. Aku masuk sendiri, tanpa ada yang bukain, pintu depan rumahku dan garasi memang aku bikin otomatis, di operasikan menggunakan remote yang selalu ada di mobil ku maupun istriku. Harganya lumayan mahal, istriku sempet sewot ketika aku memasangnya. Aku bilang ini biar gak merepotkan orang rumah, kan bisa sendiri. Tapi istriku membantah, halah, alasan ! katanya, ni pasti buah dari keisengan papa. Buang buang duit aja, tambahnya, emang duit tinggal gunting sendiri apa?. Aku hanya tertawa, aku memang selain orangnya iseng, aku juga gadget and electronic freak. I just can’t hold my self kalau liat sesuatu yang ‘berbau otomatis’, pasti segera ku kuras tabungan buat membelinya. Ini yang sering buikin istriku sewot.

Dengan santai aku masuk rumah. Langsung menuju ke kamar. Ku lempar tas kerjaku ke ranjang dan melucuti bajuku. Penat setelah kerja seharian, membuatku cuman punya satu pikiran setelah sampai rumah. Berendam!. Dengan telanjang bulat aku berjalan menuju kamar mandi di dalam kamarku yang memang aku pasang jacuzzy. Astaga. Kaget hampir lepas jantungku. Di jacuzzy aku lihat sesosok telanjang di terlentang. “rika!” teriak ku sambil kalap menutupi kontolku yang telanjang, Rika, adalah adik iparku, sekilas tentang rika, dia berumur sekitar 25 tahunan, 2 tahun lebih muda dari istriku, single, kalau istriku kecil, dan bisa di bilang mungil, rika sebagai adik, berbody sebaliknya, bongsor, sedikit chubby tapi gak gemuk, model yang bertulang besar. Dadanya lumayan gede, hampir dua kali lipat dibanding dengan dada istriku, dan yang paling menarik, dari rok mini yang sering dia pakai, pantatnya kelihatan bulat dan padet banget.

Rika tetap tidak bergeming dengan mata terpejam dan headset di telinganya. Ealah, ketiduran di jacuzzy ni anak, pantes aja dia gak denger aku masuk. Pelan pelan aku beringsut mau masuk ke kamar lagi. “EH, MAS!!” aku mendengar dia menjerit kaget melihat aku yang hamper beringsut, telanjang bulat di hadapan tubuh bugilnya. “iya aku! Kamu ngapain berendem telanjang di jacuzzy ku?” jawabku sambil menutupi kontolku yang jadi setengah tegang melihat tubuh putih cubby adik iparku itu.

“hehehe…sorry, aku minjem jacuzzy nya, abis penat banget pulang kerja, lagian yang namanya berendem ya bugil lah” katanya lagi. “mbak ine tadi pulang kampung, eyang sakit, aku gak isa pulang makanya mbak ine minta aku mampir sekalian beliin makan buat mas, soalnya pastinya makan gak bakalan kepikir di otak mas kalo mbak ine pergi, aku datang, mas belum pulang, jacuzzy kosong ya daku manfaatkan” cerocosnya lagi dengan hanya melintangkan tangan kirinya ke dada untuk nutupin puting susunya, yah paling gak putingnya ketutupan, dan tangan kanannya untuk menutup memek tanpa berusaha untuk bangun, alias masih dengan cueknya terlentang. Rika ini anaknya emang selebor, selain seenaknya sendiri sebenarnya dia orangnya asyik dan terbuka dan berwawasan luas. Aku sangat cocok ngobrol ama dia. Ya tapi maksudnya gak ngobrol dalam keadaan bugil. Aku sendiri kalang kabut nutupin kontolku yang semakin membesar dan mengeras di depan tubuh bugilnya.

“udah, gantian kalo gitu, aku juga pengen berendem” sahutku ketus. “ya elah, pelit amat sih, masih PW nih, kalo mas cuman mau berendem aja napa harus ribut, jacuzzy luas ini…” katanya lagi. Aku garuk garuk kepala menyadari maksud dari ucapannya, tanpa sadar ngelepasin tangan yang aku pakai menutup kontol ku. “gak, kamu kaluar, aku mau berendem” kataku lagi. “elah, pelit amat sih? Tinggal masuk aja, kan muat berdua…dan tu konti di tutup dunk, lagian beringas banget sih junior?”. Aku kembali teringat kontol ku yang memang sudah 60% menegang. Dengan reflek aku kembali membekapnya dengan kedua tanganku. “rik, please dunk, aku gak isa nih berendem berdua…” kataku lagi. “ya itu derita mas, kalo mau berendem ya harus mau berbagi” jawabnya santai sambil benahin headset nya dengan tangan kanannya, dan mulai menutup matanya lagi, nerusin tidur, alhasil itu memek kembali terlentang di hadapanku. Aku jadi bingung, sebenernya yang punya jacuzzy ini sapa sih?

“geser!” kataku ketus, ketika akhirnya aku menyusul juga ke jacuzzy. Dia hanya melenguh dan menggeser sedikit posisinya ke kiri. Aku berbaring di kanannya, jacuzzy itu cukup besar tapi pada dasarnya adalah single jacuzzy, jadi kami tetap berhimpitan. Bagian kiri tubuhku bersentuhan dengan bagian samping kanan tubuhnya. Aku lirik susunya yang kurang berhasil ditutup dengan tangan kirinya. Menggelembung naik turun seiring tarikan nafasnya. “jangan liat liat, ntar nafsu lagi…” katanya sambil masih memejamkan mata. Jembret, batinku, ketahuan!. “prêt, emang aku ni manusia gak bermoral?” sanggahku. “mas sih aku yakin bermoral, juniornya yang nakal, tu masih beringas banget” katanya. ‘lha, berarti kamu juga perhatiin kontolku dunk” kataku lagi. Sengaja aku langsung sebut ‘kontol’ biar terdengar vulgar dan kasar sekalian. Nyindir kata kata sarkasme dia yang barusan.

‘hahaha…” dia malah tertawa. “lha kontol mas besarnya segitu, masak ga menarik perhatian, aku kan normal mas” katanya lagi dengan menekankan kata kontol, membalas sindiranku sambil berbalik, sekarang dia terbaring miring memunggungi aku. Aku ikutan miring menghadap ke dia, tanpa pengahalang, mau tidak mau kontolku menempel di belahan pantat chubby dia. “eh, sekarang malah nempel di pantat nih kontol” katanya masih selebor. “alah, bentar aja, mau pijat punggung nih” kataku lagi “salah siapa ngotot berendem bareng, dah tau jacuzzy sempit”. Jacuzzy ku emang ada water jetnya, yang berfungsi untuk memijat. “aduuuh, nganjel banget sih ni kontol” keluhnya lagi. “iiiihh, jangan di gerak gerakin dunk, ntar isa masuk ke lubangku, soalnya kepalanya pas di tepinya” katanya lagi.

Karena struktur kontolku yang panjang dan agak bengkok ke dalam, posisi ini tentu saja riskan, soalnya kepala kontolku langsung berhadapan dan nempel di mulut memeknya. Kami manusia bukan patung, tentu saja bergerak, minimal kontolku pasti berkedut kedut nempel di memek seperti itu. Tidak memakan waktu lama, kepala kontolku sudah menyeruak di pangkal bibir memeknya dari belakang, membuka kelopak memeknya dan bersentuhan dengan ujung jalan masuk ke relung vaginanya. Di tambah licinya air jacuzzy yang di campur dengan aromatherapy soap. “mas, mundur dikit dunk, kepala batang mas dah mulai masuk di lubangku nih, geli banget” katanya. “iya, bentar” kataku, tapi aku tidak juga segera mundur, aku sengaja membiarkan kontolku dalam posisi itu, abis enak juga.

“rik, kamu masih perawan ga?” tanyaku, karena memang adik iparku itu belum menikah. “Nggak, kan dulu aku dah pernah cerita ke mas” jawabnya.
“oo iya juga, nakal juga kamu ya, ternyata” sambungku
“kalo gini, lebih nakal sapa? Aku ato mas?” jawabnya sambil cekikian
“hehehe…aku emang ga pernah bilang kalo aku orangnya alim…hehehe…”

Bless…pelan tapi pasti, karena licinnya lobang memeknya, mungkin juga karena cairan memeknya yang sudah mulai mengalir, dari belakang kontolku meluncur semakin dalam ke relung memek adik iparku. “aaagghh…” erangnya lembut. “jangan di masukin mas, cabut dooonkkk…aarrgghhh…” erangnya lagi, tapi tanpa reaksi penolakan apapun dari gerakan tubuhnya. Tak seberapa lama, tanpa dorongan pinggul pun, kontolku sudah masuk setengahnya ke lobang kewanitaan dia. Masih tidak ada reaksi penolakan, hanya dia jadi diam, tidak banyak bicara seperti tadi. Pelan tapi pasti aku mencoba menggoyang pinggulku naik turun. Di dalam kepalaku memang seperti ada teriakan penolakan, gila apa yang aku lakukan? Masa aku ngentotin adik iparku sendiri…

Tapi kalau di lihat dari awal muasal kejadian ini, kan dia yang memulai, dia juga sudah nggak perawan, lagipula, juga tidak ada pemaksaan maupun ada penolakan, jadi ini bukanlan sebuah perkosaan. Hanya dua insan dewasa yang menyalurkan kebutuhan, pikirku mencari pembenaran dari tindakanku ini. Selang beberapa lama aku menggoyang goyang pinggul setengah hati, terasa seperti ada empotan di dalam liang vagina rika. Gila, pikirku…empot ayam… aku memejamkam mata menikmati sedotan sedotan erotis dari liang vagina adik iparku itu, hingga pada satu titik aku tidak tahan lagi, sambil bilang “sorry rik!” aku memeluk pinggangnya dan menghujamkan kontolku sedalam mungkin. “Arrrgghhh…maaassss!!!” erangnya. Dengan posisi miring tersebut aku genjot dia sejadi jadinya. Air memercik kemana mana, sedangkan rika menggelepar lepar seiring genjotanku serta tanpa canggung mengerang erang dan berteriak “arrghh…maaasss…oogghhh…myy…goooddddd…aghh…agh…agh …aaaccgghhh…”

Karena di jacuzzy aku merasa kurang bebas menyetubuhi adik iparku, sedangkan nafsuku bener bener meledak ledak (entah kenapa) aku cabut kontolku lalu berdiri. Aku bopong dia dari jacuzzy, masih tanpa penolakan, ku lemparkan tubuh bugil dan basah kuyup dia ke ranjangku. Dengan nafsu, aku sosor mulut dia yang sedari tadi mengerang erang. Sambil French kiss, ku tindih dia dan kembali ku arahkan kontholku ke lobang memek dia. BLESS…kali ini, karena posisi MOT, dengan mudah kontolku menerobos memek chubby dia yang sudah basah kuyup.
“achh…ackhh…arrggghhh…mmmpppfftt….mmppfttt…”

Setengah jam aku menghajar memek dia dengan posisi MOT, memang aku sengaja tidak berganti posisi, di samping aku canggung juga mau berganti posisi, aku juga sangat menikmati ngentotin memek chubby dia yang istimewa sambil tak henti hentinya memFrench kiss bibir dan lidah dia yang nggemesin. Hingga sudah terasa lahar pejuhku hamper meledak, aku lepasin French kiss ku dan bertanya “rik, boleh ku keluarin didalem kamu?”
“agghh...aghhh…gaa paa paa…aku lagi ammannn…dan aku juga mau dapet laaagii…”
“kalo gitu kita keluar barengan…arrrrgghhhh…!!!”

Tak berapa lama kemudian, aku muntahkan sperma panasku di rahim dia, aku hujamkan dalam dalam kontolku ke memeknya adki iparku itu. Rika juga mengerang keras sambil mendekap erat dan mencakar punggungku. Setelah bergoncang goncang hebat, akhirnya tubuhnya terhampas ke kasur dengan lemas. Masih dengan posisi menelungkup, aku biarkan kontolku masih menancap di memek dia.

Aku bergeser ke samping agar adik iparku itu bisa bernafas, dengan masih memeluk dia, sesekali aku sosor bibir nya yang nggemesin itu, seakan tak ada puasnya aku mem French kissnya. Dia dengan hanya tertawa tawa kecil, melayani setiap hisapan bibirku dan kecupan kecupan nakalku.
“udah ah…” katanya sambil beranjak dari ranjang lalu menuju ke kamar mandi lagi
“mau berendem lagi rik?” tanyaku
“ga ah mas, mo mandi aja, trus makan yuk?” ajaknya
“ayuk, aku juga dah laper, mana lemez lagi”
“hihihi, abis, mas goyangnya kaya kesetanan…” jawabnya
“abis, memek kamu enak banget, dapet berapa kali O kamu rik?” tanyaku menggoda
“tiga” jawabnya selebor

Aku menyusul dia ke shower, kita mandi bareng. Hampir aja aku gak tahan lagi, mau ku entot lagi dari belakang. Abis pantatnya putih dan montok bener, hehehe…




bersambung bag 3

2 komentar:

  1. Gabung dengan Prediksi Togel Kami, Update Togel, Prediksi Togel, Prediksi Angka, Prediksi Jitu, Bocoran Togel, Bocoran Jitu, Bocoran Angka, Angka Main, Angka Jitu, http://www.updatetogel.com/category/prediksi-togel-paris

    BalasHapus