Sabtu, 01 Desember 2012


 lajut
BAGIAN 7

Kami memasuki rumah pada jam 22.30. latri sedikit limbung di dukunganku karena mungkin sedikit mabok. Mabok? Yup, seperti kebiasaanku saat makan di laluna, aku pasti membuka wine untuk menemani tenderloin black pepper sauce yang ku pesan. Dan dia bersikeras untuk ngerasain wine. Sudah ku bilang itu mengandung alcohol, tapi dia maksa. Setelah seteguk melewati tenggorokannya, dia bilang enak juga, ujung ujungnya kita open sampai dua botol. Buat anak yang (mungkin) seumur umur belum pernah minum alcohol, hasilnya ya teler. Fuih… emang badung ni anak!

Memasuki ruang tamu, aku tidak sabar menuntun langkahnya yang terhuyung, segera tubuh mungil itu aku gendong. Matanya yang setengah sadar, menatap manja kepadaku sambil tersenyum. Pikiranku mulai kacau. Entah kenapa dada kecil yang melengkung di boponganku dan sentuhan paha pada lenganku membuat libidoku terbakar. Kegilaanku tersulut, niatku untuk tidak sampai menidurinya karena sudah aku anggap anak sendiri aku khawatir akan segera pupus.

“pah…” panggilnya

“iya …” jawabku, masih menggendongnya

“malam ini latri bobo di kamar papa ya?” pintanya menggoda

“kamu mabuk…” kataku pendek

“mabuk cinta…” desahnya sambil menggeliat mengeratkan pelukannya kepadaku

Eh?

Aku geleng geleng kepala, mengabulkan keinginnannya aku menggendongnya berbelok ke kamarku. Sesampainya di sana langsung aku rebahin ke ranjangku. Ranjang yang sudah menjadi saksi bisu kebejatanku dalam menggumuli wanita wanita selain istriku. Tubuh mungil itu tergeletak pasrah di sprei putih dalam terangnya lampu kamar yang memang sengaja aku nyalain semua. Menghindari aura romantis apapun yang bakalan mematahkan niatku untuk menjaganya.

“kamu mabok lat…cepat tidur, biar besok tidak pusing kepala…” bisikku lirih

“iya pah…aku mabuk…aku mabuk cinta pah…cinta sama papah…aku sayang papah…peluk aku pah…please…” jawabnya sambil menggeliat lalu mencengkeram bahuku kuat kuat

Aku melepaskannya dengan lembut lalu beringsut sambil garuk garuk kepala. Setengah mati aku menahan libidoku untuk tidak segera menggumuli dia dan menyodokkan kontolku ke lobang memeknya yang pastinya masih sempit dan legit. Aku bertahan mati matian. Tapi…kanapa aku bertahan mati matian? Rasa sayang kah? Ini gila! Ini membuatku gila! Dan semua kegilaan ini…Arrrgh!!

Latri sudah mulai tenang, aku membelai kepalanya, dan menatapnya lekat lekat lalu aku (entah dorongan dari mana) mengecup keningnya. Dia tersenyum. Kali ini harus aku akui lagi man! Senyumannya emang manis…lalu kelopak matanya yang memang sudah sayu itu perlahan menutup, sedetik kemudian desisan nafas halus sudah terdengar dari hidungnya. Dia tertidur. Aku geleng geleng, lalu tertawa sendiri. Keluar dari kamar aku menghampiri kulkas dan mengambil satu botol air dingin. Ku teguk sampai setangah sedangkan setangahnya lagi aku siramkan ke kepalaku.

---

Selimut itu ku benerin, karena aku masih merasa dingin dan belum ingin bangun. Di dalamnya aku masih menggeliat dengan enggan, bersiap untuk tidur lagi, ya karena aku tahu hari itu aku libur…sampai guyuran kesadaran itu menghampiriku. Aku terlonjak. Siapa yang menyelimutiku? Seingatku semalam, setelah mati matian bertarung dengan libidoku sendiri, aku keluar untuk minum air dingin dan mengguyur kepalaku, lalu aku merebahkan diri di sofa. Yap ini sofa yang sama dengan semalam, hanya plus selimut. Aku tersenyum menyadari kemungkinannya. Latri.

“eh, papah sudah bangun?” suara latri terdengar

Ternyata dia sudah mandi dan mulai bersih bersih rumah. Itulah salah satu yang membuat kami sayang sama dia, latri ni di luar usianya yang masih seumur jagung, dia rajin dan bertanggung jawab. Bahkan pada saat kita menawarkan untuk melanjutkan SMA aja di kota ini, dia menolak, dia bilang dia ikut keluarga kita untuk kerja dan membantu kami, bukan untuk merepotkan. Akhirnya kita sepakat untuk mengikutkan dia ke program home schooling. Dengan ijazah nantinya setara SMA. Karena kita semua sayang dia. Sayang dia…mmm, kukira baru baru ini kata itu memiliki arti tersembunyi antara aku dan dia…or is it cuman buatku? GILA!!!

“yap…papah mau mandi dulu…” ujarku singkat sambil melompat bangun dari sofa ruang tengah, tempat aku tertidur semalam. Ough…kepalaku pusing banget, lemungkinan besar hasil kolaborasi antara alcohol, dinginnya guyuran air es dan nahan libido semalem. Kombinasi yang sadis!

“pah…” panggilan latri menghentikan langkahku

Aku melirik lalu berbalik dan mengangkat alisku, isyarat kepadanya untuk melanjutkan perkataannya. Terlihat rambutnya yang sedikit berombak masih basah sehabis keramas, dia memakai kaos putih agak longgar berpotongan leher lebar dengan hotpants pantai yang longgar pula. Seger cuy…

“latri…minta maaf, kalau semalam…merepotkan…dan…berlaku tidak sopan…yang…mungkin bikin papah tidak berkenan…latri gak tau kenapa latri berani berlaku seperti itu…maafin ya pah…”

“mmm…enak aja minta maaf gitu aja…kamu harus di hukum…” kataku bercanda sambil senyam senyum dan mengangkat-angkat alis

Latri tersenyum, lalu sambil mengangkat-angkat alis juga menirukanku, dia bilang “latri siap di hukum apapun pah…”

“apapun? Hmm…ntar deh papah pikirin hukumannya…” Aku berbalik sambil jual mahal

Dari sudut mata kulihat dia tersenyum genit sambil menjulurkan lidah. Awas ya!

---
To be Conticrot lagi ya suhu

1 komentar: