Three in One , siapa takut ???
Masih inget aku kan ? Mia namaku, mosok lupa sih ? Itu lho yang
pernah nulis tentang pengalamanku bersetubuh dengan Edo dan suamiku
sendiri secara three in one. Kalau belum baca, harus baca dulu, soalnya
cerita ini adalah sambunganya. Tapi karena Edo adalah nama sebenarnya
dan dia minta namanya disamarkan, maka mulai saat ini baiklah kita sebut
saja namanya Rado. Walaupun mirip dengan sebuah nama di sinetron, tapi
nggak apa lah ! Namanya juga, usaha ! Sesuai dengan janjiku yang lalu,
aku akan bercerita tentang realisasi persetubuhanku dengan Rado bersama
Lina temanku secara three in one. Begini ceritanya Suatu saat, begitu
Lina selesai mengantar suaminya ke bandara karena suaminya ada urusan
bisnis ke luar negeri, maka diapun menelepon aku.
“ Mia, aku sudah siap nich ……” katanya
“ Siap apaan Lin ? “
“ Ala, pura pura lu, itu tuh, suamiku baru saja aku anter ke bandara
karena ada urusan bisnis di Jepang selama tiga minggu, asik kaannn …
Jadi rencana kita untuk ber three in one dengan temen suami lu, siapa
namanya tuh, Rado ya ? bisa kita laksanakan”.
“ OK Boss ! ntar aku telepon dulu ke Rado”.
Singkat cerita, pagi itu juga aku telepon ke Rado supaya datang kerumah
Lina, aku sudah menunggu disana. Aku tidak peduli bagaimana caranya dia
minta ijin meninggalkan kantor, yang penting segera datang. Habis
penting bener sih.
Setelah aku menyerahkan anakku ke pembantu supaya diajak kerumah mertua,
segera aku cabut kerumah Lina di bilangan Tebet. Dalam perjalanan,
sambil menyetir mobil aku sudah membayangkan bagaimana nanti aku akan
memainkan perananku dalam persetubuhan secara three in one tersebut.
Jangan dikira aku tidak berdebar debar menghadapi situasi ini, sebab
inilah pertama kali aku akan melakukan persetubuhan secara three in one
yang terus terang baru pernah aku saksikan di film film biru atau baca
baca di cyber porn.
Ketika aku tiba disana, mobil langsung kumasukkan ke garage yang
terbuka. Ternyata Rado belum datang. Kebetulan ! ada waktu untuk
menenangkan diri. Ternyata Lina juga idem dito denganku. Malah kelihatan
sekali bahwa tangannya gemetar waktu dia menyiapka minuman.
“ Kamu kok kelihatan nerveus begitu sih Lin ?” tanyaku pura pura bersikap tenang.
“ Jangan ngeledek, aku kan baru mau kali ini berselingkuh dengan laki laki lain” jawabnya sambil pura pura melotot.
Lina sebenarnya wanita yang agak pemalu, walaupun kalau menceritakan
soal keinginannya bersetubuh dengan laki laki yang mempunyai ******
besar, malah jadi malu maluin. Tubuhnya tinggi semampai, lebih tinggi
dari rata rata wanita Indonesia. Kulitnya mulus, berwarna kuning langsat
(kenapa harus kuning ? apa tidak ada warna lain? He.. he.. heee……)
wajahnya bernuansa oriental. Tapi herannya kenapa susunya besar ya ?
Biasanya tipe tipe seperti itu kan susunya cenderung kecil. Ukuran bra
nya 34C. Aku tahu sebab pernah beberapa kali belanja pakaian dalam
bersama dia. Jembutnya tidak begitu lebat, aku tahu itu sebab pernah
mandi bersama setelah berenang di kolam renang belakang rumahnya.
Perutnya rata bener, pantas lah, karena belum punya anak walaupun sudah
tiga tahun menikah, sedangkan pahanya, alamak, betul betul paha
peragawati, mulus sekali ! Belum lagi matanya yang redup sayu membuat
laki laki yang ditatapnya merasa seperti dipanggil untuk mendekat.
Pantaslah kalau orang sekaya Aryo (nama suaminya) begitu bernafsu untuk
memperisterinya. Tapi nafsu sex nya itu lho, betul betul luar biasa. Aku
pernah diajak bermain lesbian bersamanya sehabis mandi bersama tempo
hari. Tapi aku tolak secara halus, karena aku lebih suka bersetubuh
dengan laki laki, dan diapun mengerti. Apalagi setelah aku ceritain
nikmatnya ****** Ki Alugoro dan ****** Rado.
Singkat cerita, setengah jam kemudian datanglah Rado sang Arjuna. Buru
buru aku bukain sendiri pintu pagar halaman (walaupun sebenarnya pintu
itu bisa dibuka jarak jauh dengan remote. Lina memang sengaja meliburkan
pembantu pembantu dan satpamnya hari itu.
“ Hello, yang..” sapanya mesra. Padahal kepalaku nggak peyang lho. Kok dipanggil yang.
“ Ayo, masuk “ jawabku sambil senyum “ sudah ditunggu lho ..” bisikku sambil bergelayut di bahunya.
Sampai diruang tamu tak kudapati Lina. Kemana dia ? Setelah menyuruh
Rado duduk, buru buru aku ke ruang dalam. Ternyata Lina sedang berganti
pakaian. Dengan rok mini berwarna putih dipadu T-shirt thank top ketat
berwarna biru gelap menampilkan sosok tubuhnya yang bak bidadari.
Susunya yang besar terlihat bergelayutan seakan akan mau meloncat dari
dalam T-shirt nya. Rupanya dia sengaja tidak memakai bra, sehingga
pentil susunya kelihatan jelas tercetak didepan mata. Pahanya yang mulus
terpampang hampir tiga per empatnya. Apalagi dengan berlian yang
ditindikkan di pusarnya sebentar sebentar berkilauan bila dia
menggerakkan tubuhnya.
“ Excellent … !” pekikku lirih
“ Sssstttt …… “ jawabnya lirih “ Ayo … “ ajaknya sambil wajahnya kelihatan agak ke merah merahan.
“ Sebentar, aku juga mau melepas bra ku dulu “ sahutku sambil buru buru
membuka baju dan melepas bra. Setelah itu kupakai bajuku lagi. Sengaja
kubuka dua kancing atasnya sehingga belahan dada dan sepertiga susuku
terpampang seperti memanggil tangan iseng laki laki untuk membelainya.
Sampai di ruang tamu aku melihat Rado terbengong bengong melihat penampilan kami berdua.
“ Perkenalkan, ini temanku Lina” kataku sambil menarik tangan Lina untuk bersalaman dengan Rado.
“ Rado ….. “ jawab Rado menimpali
Lama mereka saling berjabat tangan dan saling memandang. Aku hampir hampir cemburu dibuatnya
“ Ayo,” kataku membuyarkan angan angan mereka.
Kamipun pergi ke belakang rumah. Ditepi kolam renang ternyata sudah
dipersiapkan semacam kasur angin ( seperti yang diiklankan di TV itu lho
).Disampingnya ada meja taman yang diatasnya terletak buah buahan,
sebotol wine dan beberapa botol soft drink. Tentu saja ada juga tiga
buah gelas kristal yang cantik. Tapi aku tidak tertarik dengan semua
itu, karena setiba ditepi kolam renang, buru buru aku melepaskan seluruh
pakaianku dan dengan tubuh telanjang bulat aku menceburkan diri ke air.
Rupanya inisiatifku diikuti oleh mereka berdua. Kuperhatikan ******
Rado ternyata sudah ngaceng, walaupun belum seratus persen. Melihat
****** yang luar biasa itu, mata Lina terbelalak dan mulutnya setengah
terbuka. Tidak begitu lama kami berada diair. Kemudian kami bertiga
duduk di kasur tersebut. Kini aku yang mengambil inisiatif. Kudorong
tubuh Rado supaya telentang dan kutarik tangan Lina untuk memegang
****** Rado. Sedang aku sendiri cepat cepat memperamainkan susu Lina
dari belakang sambil menciumi belakang telinga dan kuduknya.
Diperlakukan demikian, apalagi sambil memegangi ****** Rado yang sudah
tambah mengeras, nafsu Lina rupanya cepat naik. Nafasnya agak memburu
sedang mukanya sudah mulai memerah. Melihat itu Rado mulai beraksi
mengambil alih permainan. Sambil merebahkan tubuh Lina dikasur, aku
disuruh menghisap hisap susu Lina, sedang dia mulai menciumi paha
sebelah dalam Lina, terus keatas, sampai ke belahan tempiknya yang sudah
mulai merekah. Sedang tangannya yang kiri mulai menggerayangi tempikku
yang juga sudah mulai gatal. Sampai dibelahan tempik Lina, tanpa basa
basi mulut Rado langsung menyerbu dan menjilat jilat sambil menghisap
hisap itil Lina. Kami perlakukan demikian, Lina langsung menggelinjang
hebat. Mulutnya mulai mendesis “Ouccggghhh…….” Rado sadar bahwa dia
harus memuaskan dua orang cewek secara bergantian dan berkali kali, maka
tanpa membuang waktu lebih lama dia sodorkan kontolnya yang sudah
ngaceng penuh itu ke belahan tempik Lina. Seperti kepadaku dulu dia
mulai dengan menggosok gosokkan ujung kontolnya ke itil dan bibir tempik
Lina. Tentu saja hal tersebut membuat Lina bergelinjang tidak keruan.
Tapi berbeda denganku dulu, Lina langsung memegang ****** Rado yang luar
biasa besar itu untuk dimasukkan kedalam tempiknya. Tentu saja susah
sekali, karena Lina belum punya anak, sehingga tempiknya relative masih
sama sempitnya seperti waktu perawan dulu, apalagi tempik itu hanya
pernah dilalui oleh ****** suaminya yang kecil dan pendek. Maka, sambil
mulutku masih menghisap hisap susu Lina, jari jari tanganku menolong
membuka bibir tempik Lina supaya bisa dilalui ****** Rado. “
Uuuccchhh…..mmmhhhh “ rintih Lina menahan rasa nikmat. Tak berapa lama
****** Rado berhasil juga menyeruak kedalam tempik Lina, walaupun baru
sebatas kepala dan separo batangnya saja. Itupun sudah membuat Lina
menjerit tertahan merasakan nikmat yang belum pernah ia rasakan. “
Oouugghhhh… Mmmiiaaa…….Rrraddoooo… tteerruuussss ….. oouughhh …
eennnaakkkk… “ celotehnya. Mukanya jadi merah membara, matanya membeliak
beliak keatas, pahanya makin dilebarkan dan pinggulnya diangkat angkat
keatas. Walaupun mulutku masih terus menghisap hisap susu Lina, akupun
sempat berbisik padanya “ Goyang Lin, goyang pantatmu supaya ****** Rado
cepat bisa masuk seluruhnya “ Diapun menggoyang goyangkan pantatnya
diringi dengan hunjaman keras ****** Rado, maka blesss… amblaslah semua
batang ****** Rado. “Aaarrggccchhhh……” pekik Lina “Mmiaa…… kkontttoll
Rrraddooo …… mmmhhhhh…eennaakkk sseekkalliii….” Setelah itu Rado makin
giat menghunjam hunjamkan ****** besarnya ke dalam tempik Lina yang
makin menggelinjang gelinjang dengan hebatnya. Tubuhnya yang sudah basah
dengan air itu makin basah lagi bercampur dengan keringat, sedang
selangkangan dan jembutnya makin basah dengan cairan yang mulai keluar
dari lubang tempiknya. Matanya makin membeliak beliak sambil mulutnya
yang mungil itu ternganga nganga. Akupun mulai berinisiatif lagi,
lidahku mulai menjilati muka Lina, bibirnya, turun ke leher, dan
akhirnya ke susunya yang besar itu lagi. Tentu saja hal tersebut membuat
tubuh Lina yang telanjang itu serasa melayang diawan yang berarak
diatas kami. Kurang dari setengah jam Lina kami perlakukan demikian
ketika tiba tiba tangan Lina yang kanan mencengkeram erat erat tanganku,
sedang tangannya yang kiri memeluk erat erat pinggang Rado. Sambil
mengangkat pinggulnya tinggi tinggi orgasmenya meledak diriringi
teriakannya “Aaaarrrggghhh… Mmiia….. Rrraddoooo ….oooccchhhhhhh……”
Miapun terkapar sambil tangannya memegangi ****** Rado yang tentu saja
belum orgasme. Rupanya seperti diriku, Linapun rupanya tidak ingin cepat
cepat kehilangan ****** itu dari tempiknya. Aku terpana sekali
menyaksikan adegan yang belum pernah kusaksikan tersebut. Tangankupun
tanpa sadar telah mengelus elus tempik dan itilku sendiri. Tetapi sadar
akan tugasnya untuk memuaskan diriku juga, maka dengan halus Rado
melepaskan pegangan tangan Lina pada kontolnya dan mengacungkannya
padaku. Tentu saja hal itu kusambut dengan bahagia, kupegang ****** itu
kuusap usap, kucium kemudian ku hisap hisap sambil kutelan sisa cairan
dari tempik Lina yang menempel hingga bersih. Akupun ingin memamerkan
kepiawaianku bersetubuh kepada Lina, maka setelah menghisap hisap ******
Rado, kusuruh dia tidur telentang sehingga kontolnya mencuat keatas.
Akupun segera menungganginya sambil berusaha memasukkan ****** Rado
kedalam tempikku. Karena sudah berpengalaman berkali kali, maka tidak
sesulit dulu ****** Rado masuk kedalam tempikku dan bleessss… masuklah
****** Rado seluruhnya. Aku tergelinjang ketika ujung ****** Rado
menyentuh bagian paling sensitive didalam tempikku, tapi kuusahakan
bagian itu tidak tersentuh dulu, supaya persetubuhan ini berjalan agak
lama. Beberapa saat menaik turunkan pantatku diatas tubuh Rado. Ternyata
Lina memperhatikan adegan ini, dan dengan mata terbelalak sambil
mulutnya terbuka, dia bangkit duduk untuk menyaksikannya lebih dekat.
“Hisap pentil susu Rado, Lin.. “ suruhku pada Lina. Tentu saja Lina
menurut, dan sambil menungging dihisap hisapnya pentil susu Rado.
Kesempatan ini rupanya dimanfaatkan oleh Rado. Sambil merem melek
keenakan, jari tangannya mulai mempermainkan itil Lina, dipencet
pencetnya, digosok gosoknya, sehingga Lina menggelinjang gelinjang
keenakan. Melihat muka Lina makin memerah, Rado meminta persetujuanku
untuk menuntaskan hasrat birahi Lina lagi. “Percayalah, aku tidak akan
sampai orgasme ….” bisiknya. Akupun mengangguk setuju karena kepuasan
sahabatku Lina termasuk penting buatku. Mengapa, ini akan aku ceritakan
lain kali.
Kemudian dengan lembut susu Lina didorong sehingga dia rebah telentang.
Radopun memulai lagi aksinya. Disedot sedotnya itil Lina sambil dijilat
jilatnya dengan rakus. Aku makin terpana melihat wajah Lina yang
mengeluarkan ekspresi yang sulit untuk kuceritakan. Pokoknya ekspresi
untuk meminta segera disetubuhi. Mungkin Rado sadar bahwa masih ada
tugas selanjutnya yaitu menyetubuhiku, maka tanpa buang buang waktu
segera diacungkannya ****** Rado mulut Lina. Agak kikuk Lina menerima
pemberian itu, tetapi karena tadi dia melihatku, mengelus elus, menjilat
jilat dan menyedot nyedot konntol Rado, maka diapun berusaha berbuat
demikian. Hampir tidak masuk ****** Rado kedalam mulut Lina yang mungil
itu. Setelah beberapa saat dihisap hisap, (dengan agak kikuk tentu saja,
karena Lina belum pernah berbuat itu kepada suaminya.) kemudian Radopun
mencabut kontolnya dari mulut Lina dan langsung mengarahkannya ke
tengah lobang tempik Lina dan …bleeesss………karena tempik Lina sudah
banjir, hanya dengan sedikit kesulitan ****** Rado sudah amblas
seluruhnya kedalam lubang tempik Lina dan…..” Ooouuuggghhhhh…….” Pekik
Lina lirih “ Teerruuuusssss……Ddooooo….. ggennjjot llaggiiii ……..” pinta
Lina sambil merem melek dan wajahnya memerah padam. Tanpa membuang buang
waktu Radopun langsung memompakan ****** besarnya secara cepat dan
bertubi tubi didalam lubang tempik Lina. “Ughhhh….. ughhhhh….” Crot….
crot…. crot….. Terdengar rintihan nikmat Lina dipadu dengan bunyi ******
Rado keluar masuk tempik Lina yang makin banjir itu. Rupanya Rado ingin
persetubuhan ini cepat selesai maka makin kencanglah kontolnya menyodok
nyodok lubang tempik Lina. Rupanya karena termasuk golongan pemula
dalam blantika perselingkuhan maupun tehnologi persetubuhan, Lina masih
bersumbu pendek dan cepat mencapai puncak birahi karena belum setengah
jam, tiba tiba tubuh Lina mengejang, pinggulnya diangkat tinggi tinggi
sembari tangannya memeluk erat pinggang Rado maka …… “Raddooooo… akkuuu
……. kkkeelluuuaarrrrrrr….. “ dan seiring dengan itu tangannya memeluk
makin erat tubuh Rado seolah tidak mau lepas lagi. Beberapa saat
kemudian barulah dia tergeletak dengan lemas dibawah tubuh telanjang
Rado. Radopun tersenyum sambil melirik kearahku dan tangan nya mengelus
elus rambut Lina. Rupanya Linapun keenakan diperlakukan demikian. Hanya,
karena waktu Rado tidak banyak karena harus pulang kekantor sebelum jam
kerja usai, maka dengan lembut ditinggalkannya Lina yang telentang
manja dan langsung menghampiriku. Akupun tahu diri, segera
kutelentangkan diriku, kubuka pahaku lebar lebar sambil kutekuk lututku
keatas. Tanpa basa basi Rado langsung menyerbu diriku dan memasukkan
kontolnya ke lubang tempikku. Jago benar dia, walaupun kelihatan tergesa
gesa, tetapi tusukan kontolnya bisa persis ditengah tengah lubang
tempikku. Tentu saja aku tergelinjang menerima tusukan yang tiba tiba
itu. Dan dengan nafsu yang membara karena sempat tertunda tadi, maka
kulayani Rado dengan sepenuh keahlianku. Kuempot empot ****** Rado
dengan tempikku, dan kugoyang goyang dengan hebat, sehingga walaupun
memakan waktu agak lama dan mengeluarkan suara crot … crot … crot
sekitar setengah jam lebih, maka Rado dan akupun secara bersamaan
melayang ke langit biru yang diselimuti kenikmatan dan …..”
Ugghhhhh..ughhh….. Ddoo…… akkuu….. mmmau….. kkeeluuaarrrrr…..
ogcchhhhh……..” “Aakkuuu….. jjuggaa….. kkeelluuuaaarrrrrr …… Mmiiaaa…….
aayyoo…. bbaarrreeennggggggg…..” “ukkhhh… acchhhhh….. mmhhhhh…..” dan
…….. sshhyyuuuurrrrrrrr…… seperti semburan Lumpur hangat lapindo di
Sidoarjo sana tempikku dan ****** Rado secara bersama sama menyemburkan
cairan kenikmatan banyak sekali. Dan seperti biasanya, ****** Rado tetap
aku jepit erat erat dengan tempikku sehingga seluruh cairan kenikmatan
Rado habis tertelan kedalam lubang tempikku. Tubuhku dan tubuh Rado
berpelukan erat sekali sambil bibir kami berpagutan. Tentu saja hal
semacam ini belum pernah dialami dan dilihat oleh Lina. Dengan keadaan
terengah engah aku lirik Lina duduk bersimpuh dekat sekali disamping
kami sambil mulutnya ternganga, wajahnya merona merah sambil tanpa sadar
tangannya memijit mijit itilnya sendiri. Rupanya dia amat terangsang
dan ikut terhanyut dengan pemandangan didepan matanya itu. Maka dengan
tersenyum lembut kuraih tangannya, kuelus elus kubisikkan kata kata “
Lain kali kamu bisa mengalami yang seperti ini, yaitu orgasme bareng
dengan Rado, tapi kali ini Rado harus segera pulang ke kantor Lin……”
Radopun kulirik dan dia mengangguk lembut. Maka acara selanjutnya
kamipun menceburkan diri ke kolam renang, bercanda sebentar dan kemudian
mandi bertiga di kamar mandi mewah Lina. Akhirnya karena masih ogah
berpakaian, kami mengantar Rado bertelanjang bulat sampai di ruang tamu
saja, sampai mobil Rado meninggalkan pekarangan dan kukunci dari ruang
tamu sebab seperti kuceritakan dimuka, pintu pagar rumah Lina kan bisa
dibuka dan ditutup dengan remote. Nggak seperti rumah ku yang harus
didorong dengan tenaga manusia.
“Mia ….” Kata Lina tiba tiba sambil merangkul bahuku dari belakang. Kurasakan kedua pentil Lina menempel di punggungku.
“Hmmh …” sahutku.
“Terus terang aku tidak tahu harus berterima kasih bagaimana kepadamu.
Persetubuhan seperti tadi sama sekali tidak pernah kubayangkan.
Bermimpipun tidak pernah. Aku tidak pernah membayangkan kok persetubuhan
bisa mendatangkan kenikmatan yang begitu hebat dalam diriku. Rasanya
pengin deh Rado aku tahan berhari hari disini. Atau bagaimana kalau dia
kita jadikan gigolo kita ? Biar aku yang menanggung dananya……” Katanya
mulai ngawur.
“Hush… “sahutku pura pura melotot “Dia itu bukan orang miskin, dan dia
mau berbuat begini hanya dengan kita saja kok. Aku jamin. Dia hanya
ingin memberi kepuasan kepada aku dan temen temen yang aku referensikan”
sahutku sambil membusungkan dada dan berjalan kearah teras rumah.
“Mia..!” seru Lina mengagetkanku “ Kamu masih telanjang ! Kok keluar
rumah” Aku kaget dan buru buru balik kanan sambil kedua tenganku secara
reflek menutupi susu dan tempikku.
“Asem” umpatku dalam bahasa Jawa ”Sampai nggak sadar aku, untung kau
ingatkan” Tapi sebenarnya diteras rumahpun tidak akan ada yang melihat
karena rumah Lina dikelilingi pagar tinggi yang tertutup rapat, sedang
satpamnya pun kan dia liburkan hari ini.
Oleh sebab itu masih dengan telanjang, aku balik lagi ke teras dan duduk
duduk disana. Tak lama kemudian Linapun menyusul duduk di kursi
sebelahku, juga masih dalam keadaan telanjang. Perasaan, kalau dalam
keadaan telanjang ditempat terbuka, asik juga ya ? Kaya di pantai nudis
di Australia itu lho ! Cuman kalau terlalu umum seperti itu malah jadi
nggak seru, karena banyak kakek kakek dan nenek nenek yang ikutan
telanjang, jadi malah nggak asik dilihatnya. Tapi udahlah, jadi
ngelantur. Kembali ke ……. cerita tadi. Setelah melanjutkan obrolan
obrolan saru sebentar, akupun bangkit dan pamitan pada Lina.
“Baiklah Lin, aku pulang dulu, sampai lain kali, seperti yang kujanjikan
tadi, kamu akan kuajari supaya bisa orgasme bareng dengan Rado”
“Kapan, tuh…” tanyanya sambil matanya memancarkan sinar seakan tidak sabar
Kukatakan secepatnya. Dan setelah berpakaian, kukecup bibir Lina dengan
mesra. Kiss bye dan kustarter mobilku, pulang. Oh ya, Lina masih
telanjang bulat juga waktu mengantarku sampai di garage. Persis sampai
dirumah, teleponku berdering, ternyata dari Lina yang menceriterakan
bahwa dari tadi dia masih hilir mudik di ruang tamu sambil masih
bertelanjang bulat. Dia merindukan kehadiran Rado kembali secepatnya.
Wah gawat nih, pikirku. Maka timbulah ide kreatifku yaitu bagaimana
kalau kuadakan acara bukan three in one tetapi four in one, jadi dua
cowok dan dua cewek supaya tidak ada waktu nganggur bagi cewek maupun
cowoknya. Lagi pula kita bisa bertukar tukar pasangan. Asik kan ? Ide
itu cepat cepat kusampaikan kepada Rado. Setelah berpikir sesaat dia
katakan setuju., karena sebagai cowok megapolitan kan jamak saja kalau
dia punya temen dengan hoby yang sama. “Panjang dan besarnya hampir sama
dengan aku. Hanya lebih pendek sekitar satu sentimeter. Tapi urat
uratnya lebih besar. Kebetulah wajahnya juga bernuansa oriental. Jadi
pasti Lina suka. Oh ya, batangnya agak miring kekanan kalau sedang
ngaceng”. Ujarnya sambil tertawa kecil. Singkat cerita, hal itu aku
sampaikan kepada Lina, dan diapun menyambut dengan antusias. Bahkan dia
punya usul, kalau acaranya nanti dilaksanakan di villanya saja di daerah
Puncak. Tapi, saudara saudara sebangsa, setanah air dan sehobby, aku
agak capek nich ! Jadi ceritanya lain kali aja ya ? Aku jamin lebih seru
deh ! Janji !
Mmmmmuuuuaaaaaahhhhhhhh bye, bye !
Viagra
BalasHapusPermen Karet Perangsang
Perangsang Wanita
Penumbuh Rambut
Peninggi Badan
Penggemuk Badan
Pelansing Badan
Obat Pembesar Penis
Vakum Pembesar Payudara
Vakum Pembesar Penis
Celana Hernia
Alat Bantu Sek
Boneka Full Body
Hub: 085713500997
Pin bb 7678ae8c